Home » » KATA MUTIARA BIJAK GUSDUR

KATA MUTIARA BIJAK GUSDUR

Ditulis oleh Mulia on Senin, 06 Januari 2014 | 22:55

Motivasi Bisnis | Gusdur, siapa yang tak mengenal beliau. dari sosoknya, islam mulai terlihat sosok ramahnya. meski terkadang kontroversial. pemikiran - pemikirannya membuka jalan baru bagi para muslim. Ia diturunkan dengan tuduhan yang hingga sampai saat ini tidak dapat di buktikan. namun dengan keikhlasannya, Ia mengalah dan keluar dari istana negara menggunakan celana pendek dan berkata " tidak ada jabatan di dunia ini yang pantas di pertahnkan mati - matian "

KATA MUTIARA BIJAK GUSDUR

kata Mutiara Bijak dari Gusdur ini saya suguhkan untuk anda, agar kita dapat menerma perbedaan di antara sesama bangsa Indonesa. Kata bijak ini semoga juga dapat meredam kemarahan - kemarahan yang terjjadi hingga menimbulkan pertengkaran hingga tawuran antar masa. 


kata bijak Gusdur
“Guru spiritual saya adalah realitas. Dan guru realitas saya adalah spiritualitas”

“Kalau Anda tidak ingin dibatasi, janganlah Anda membatasi. Kita sendirilah yang harusnya tahu batas kita masing – masing”

“Kemajemukan harus bisa diterima, tanpa adanya perbedaan”

“Tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu”

“Tidak boleh ada pembedaan kepada setiap warga negara Indonesia berdasarkan agama, bahasa ibu, kebudayaan, serta ideologi”

“Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan. Terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga”

“Kalau sekarang ini ada yang menjelekkan nama Islam, kita didik agar membawa nama Islam yang damai”

“Agama mengajarkan pesan-pesan damai dan ekstremis memutarbalikannya”

“Dari sudut akidah, hak orang Islam nemang lebih tinggi daripada penganut agama lain. Namun, Indonesia bukan negara Islam”

“Kita ini celaka. 70% tanah air kita laut, tetapi garam saja impor. Kalau bodoh sih gak apa-apa, tapi kalau disengaja kok bodoh. Saya tahu impor setiap satu ton dapat 10 dollar. Jadi, impor itu hanya menguntungkan yang impor”

“Keragaman adalah keniscayaan akan hukum Tuhan atas ciptaan-Nya”

“Kita butuh Islam ramah, bukan Islam marah”

“Jadinya, kita menjadi bangsa yang jadi bahan tertawaan orang. Masak, Timor Leste yang kayak itu saja bisa permainkan kita” (Kutipan Gus Dur yang menanggapi isu adanya pembantaian dan kekerasan di Timor Leste yang dilakukan oleh pemerintahan Indonesia)

“Pemahaman apa pun yang berbeda apalagi bertentangan bisa menjadi bibit – bibit perpecahan apalagi bertentangan, bisa menjadi bibit-bibit – bibit perpecahan dan persatuan bangsa”

“Bukankah dengan demikian menjadi jelas bagi kita bahwa menerima perbedaan pendapat dan asal – muasal bukanlah tanda kelemahan, melainkan menunjukkan kekuatan”

“Keberhasilan seorang pemimpin diukur dari kemampuan mereka dalam menyejahterakan umat yang mereka pimpin”

“Marilah kita bangun bangsa dan kita hindarkan pertikaian yang sering terjadi dalam sejarah. Inilah esensi tugas kesehjahteraan kita, yang tidak boleh kita lupakan sama sekali”

“Sejarah lama kita sebagai bangsa memang sangat menarik. Rasa tertarik itu timbul dari kenyataan bahwa yang ditulis sering tidak sama dengan yang terjadi. Dengan kata lain, sejarah masa lalu, sering dijadikan alat legitimasi kekuasaan”

“Dalam hidup nyata dan dalam perjuangan yang tak mudah, kita bukan tokoh dongeng dan mitos yang gagah berani dan penuh sifat kepahlawanan. Kita, yang bukan tokoh mitos, yang punya anak, istri dan keluarga, mengenal rasa takut. Meskipun takut kita jalan terus, berani melompati pagar batas ketakutan tadi, mungkin disitu harga kita ditetapkan” 

“Pertanyaan dasarnya adalah, sanggupkah kita sebagai bangsa mengembangkan sikap meninggikan kepentingan bersama itu dan mengalahkan kepentingan pribadi para pemimpin bangsa kita?”

“Mau tidak mau kita lalu harus memilih antara dua versi sejarah. Versi perbedaan agamakah, atau versi pertentangan akibat ambisi-ambisi pribadi? Dari sinilah kita lalu terjebak oleh keharusan membaca sejarah lama dalam versi yang berbeda-beda. Ini adalah akibat langsung akan kesenangan bangsa kita atas lambang-lambang kesejarahan. Catatan sejarah hampir-hampir tidak dibuat, dengan demikian kita lalu harus meraba-raba masa lampau kita sendiri. Inilah yang seharusnya kita lakukan, bukan lalu sekadar melafalkan tahun-tahun dan nama-nama dalam ‘pelajaran’ sejarah di sekolah-sekolah kita. Kita bukanlah mengingat-ingat tahun kejadian, melainkan memahami sejarah sebagai sebuah proses”

“Saya tidak khawatir dengan dominasi minoritas. Itu lahir karena kita yang sering merasa minder. Umat Islam (mungkin karena faktor masa lalu) sering dihantui rasa kekalahan dan kelemahan”

“Mistifikasi atau fakta sejarah memang terjadi dalam perjalanan panjang setiap bangsa. Tugas para sejarahwan adalah memisahkan fakta sejarah dari mistifikasi, dan dengan demikian, memisahkan kenyataan sejarah dari legenda. Kegagalan seorang sejarahwan untuk melakukan pemisahan seperti itu, hanya akan berujung pada penafsiran yang salah atas sejarah. Karena itu, seringkali kita harus berhati-hati  terhadap kecenderungan untuk mencari tema-tema besar dalam memahami sejarah masa lampau kita sendiri. Terutama dalam memisahkan mana yang faktual dan mana yang mitos dari ‘kebesaran’ kerajaan-kerajaan masa lampau”

“Tidak ada TKI yang ilegal, yang ada negera memperlakukan pembiaran-pembiaran terhadap tumpah darah bangsanya”

berikutnya silahkan anda baca tentang berguru pada guru bangsa : sebuah kesamaan antar Gusdur dan Soekarno yang tidak gelap jabatan Presiden. klik disini atau klik artikel saya berjudul Motivasi Bisnis untuk raih kesuksesan
Bagikan Artikel ini :
Comments

Berlangganan

RSS Feed

 
Support : Terms Of Service | Disclaimer | Privacy policy | Contact Us
Copyright © 2017. Komunitas Indahnya Berbagi - All Rights Reserved
Template Created by bisnis rumahan Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger

RSS Feed

Copyright © 2014. Komunitas Indahnya Berbagi - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger